Menelisik Kehidupan Nelayan Belawan yang masih dalam Garis  Kemiskinan

Menelisik Kehidupan Nelayan Belawan yang masih dalam Garis  Kemiskinan
Para kaum nelayan di Ujung Tanjung, Lingkungan XV, Kampung Bagan Tambahan (Batam), Bagan Deli, Belawan.

BELAWAN,(PAB)----

Kehidupan nelayan masih saja jadi perbincangan, khusunya kondisi perekonomiannya masih dibawah garis kemiskinan, dan tentunya hal itu sudah seharusnya menjadi perhatian Pemerintah untuk bergegas dan memperhatikan  kehidupan nelayan.

Saat ini  "kemiskinan" tak jauh dari kehidupan para kaum nelayan umumnya. khususnya yang berada di Ujung Tanjung, Lingkungan XV, Kampung Bagan Tambahan (Batam), Bagan Deli, Belawan.

Penelusuran pab-indonesia.co.id di Kampung Batam menyaksikan kehidupan nelayan yang terlihat memprihatinkan, terkadang seseharian nelayan pinggiran Kampung Batam tersebut mencari kerang hanya dengan menggunakan  kedua tangan di kawasan pinggiran beting kawasan perairan Belawan, berbeda jauh dari sebutan "Nelayan adalah pahlawan atau pejuang protein. tanpa nelayan, kebutuhan sumber protein tak akan kita nikmati".

Pengaruh sedikitnya hasil laut bagi nelayan akibat dari pencemaran limbah pabrik serta diduga karena adanya proyek raksasa di reklamasi laut,  sehingga mata pencarian nelayan drastis berkurang.

Saat tim melirik ke bawah dari atas jembatan  Gantung Batam, Bagan Deli terdengar sayup-sayup air mengalir diterpa angin ke laut lepas Belawan. Dan jejeran rapi perahu nelayan tertambat di depan rumah yang kesemuanya berdinding kayu. 

Senja hari itu terlihat kesibukan para nelayan yang pulang dari melaut. Dan ada pula nelayan yang sedang merajut jala rusak. Serta sebagian laginya, nelayan berkemas-kemas untuk berangkat pagi dini hari.

Penduduk Ujung Tanjung Kampung Batam Belawan mayoritas bermata pencarian sebagai nelayan pinggiran.

Keseluruhan warga Kampung Batam Belawan masih memegang teguh adat istiadat dan aturan peninggalan para tetua disana. Sikap saling menghormati dan menghargai diperlihatkan antara yang tua dengan anak muda dan sebaliknya.

Setiap harinya suasana guyub menghiasi pergaulan warga di Kampung Batam. Acara takziah dan perwiritan saat kemalangan pun merupakan acara yang sakral buat masyarakat disana.

Menurut warga Ujung Tanjung Kampung Batam, May (27), saat di temui mengatakan hasil keseharian melaut suaminya bernama Iyan hanya pas-pasan saja. Bahkan, terkadang pernah tak ada membawa hasil sama sekali.

"Bang sekarang ini suamiku membawa uang hanya Rp 40 ribu ke rumah. Terkadang kami harus meminjam ke  tetangga untuk beli susu si kecil," kata May saat berbincang-bincang singkat dengan awak media. Minggu (8/11/20)

Tokoh nelayan yang dituakan di Belawan, Khairudin Nasution alias Kadin, terpancar wajahnya yang begitu keras dengan sorot matanya tajam, mengatakan kalau dirinya sedari dahulu tegar dengan keadaan.

"Masyarakat di Kampung Batam ini haruslah tegar dalam segala hal. Selalu tebar kebaikan walau sesulit apapun. Itulah pesan tetua kita disini," ucap Kadin.

Walau rasa kesulitan terus menyelimuti para nelayan saat mencari nafkah di laut, namun saja warga Kampung Batam, kesehariannya tetap bersahaja tanpa ada rasa ngeluh sekalipun. (Ali)

Berita Lainnya

Index